Hantu Foto ( Part 1 )

Hantu FotoGuntur dan gerimis mengiringi kedatangan Dani ke rumah bibinya. Seperti biasa, setahu sekali Dani selalu datang ke rumah bibinya, yang ia sudah anggap sebagai ibunya.“Bibi, aku pulang!!”Panggilan itu diulang lagi oleh Dani, tetapi tak dijawab juga. Dani pun memberanikan dirinya menelusuri ruang demi ruang yang ada di rumah bibinya. Akhinya Dani melihat sesosok wanita yang duduk di samping seorang lelaki. Di ruangan yang pengap sekali

“Bi…….Bibi….”“Oh, kamu Dani…….” Bibi Dani menghhusap air mata yang membasahi matanya.“Kok bibi nangis ?! ”“Enggak kok. Bibi hanya……”“Itu siapa, Bi?” Unjuk Dani kepada lelaki yang duduk dengan kaki terpasung.“Kamu tentu masih ingat kan, ini Sandri, yang dulu sering main sama kamu waktu kecil.’Dani berusaha mengingat – ingat nama itu, sesekali ia memukul kepalanya. Akhirnya ia ingat dengan sosok lelaki itu.“Oh, Sandri!! Yang dulu sering ngambil mangga tetangga ya bu ?! Kok dia sekarang seperti ini sih Bu!?Air mata bibi keluar duluan sebelum ucapan darinya keluar. Bibi terlihat sedih sekali untuk menceritakan hal ini. Setelah terdia beberapa saat, akhirnya bibi mau menceritakan hal itu.“Begini ceritanya, nak.”****“San…..San……” teriak sesosok wanita dari kejauhan.“Siapa ya……!?” Sandri berusaha mengingat – ingat lagi sosok wanita itu, yang terus berlari ke arah dia.“San…..kok bengong aja? Bingung ya ngelihat aku? Atau kamu lupa sama aku?”“Kamu siapa ya…? Kayaknya kita pernah ketemu”.“Ini aku, Siska. Teman kamu waktu SMA dulu. Masa kamu lupa!!!”Sandri berupaya untuk mengingat- ingat nama itu, Siska yang melihat Sandri berpikir keras, juga membantu Sandri untuk mengingat – ingat lagi dirinya, dengan menunjukkan foto – foto waktu mereka SMA.“ Oh, kamu, Siska, yang dulu pernah menang lomba menyanyi tingkat provinsi kan!!”“Nah, itu baru ingat. Dasar master pelupa!!” Siska menjitak kepala Sandri.“Ya…maklum!! Banyak bacaan yang harus dihafal, jadi urusan yang kayak begitu kadang suka lupa.”“Memangnya sekarang kamu jadi apa?”“Fotografer. Eh, kamu mau ikut aku makan siang nggak?”“Mmm……boleh,” Siska langsung menggangdeng tangan Sandri.“Dasar, master makan sama master rayu!!”Siska menjulurkan lidahnya kepada Sandri. Seakan tak menghiraukan ucapan Sandri. Mereka meluncur ke tempat makan favorit mereka. Sandri memesan nasi uduk dengan semangkuk sup ayam didepannya serta lemon tea, sedangkan Siska hanya memesan sepiring pie apel kesukaannya dan segelas susu hangat.“Ngomong – ngomong sekarang kamu kerja jadi apa?””“Aku jadi editor majalah misteri.’ Ucap Siska sambil melahap sesendok pie yang dipesannya.“Kok kamu malah kerja jadi editor majalah misteri. Bukkanya kamu dulu takut sama yang berbau misteri.”“Yah…apa mau dikata. Kerjaan sekarang semakin sudah didapat. Bukan hanya IT, atau kerjaan banking yang susah untuk dapatinnya. Kerjaan seperti aku saja, yang kata orang – orang nggak menghasilkan duit lebih, malah susah juga dapatinnya.” Siska menggambil sebuah catatan kecil dan majalah misteri dari tasnya. Sepertinya ada yang mau ditanyakan kepada Sandri.“San…waktu itu, aku menulis sebuah kasus. Kamu lihat disini deh!!” Unjuk Siska kepada sebuah foto dan artikel di majalah itu, “ Foto cewek itu kelihatan samar dan terpisah dari foto – foto lain. Foto ini diambil tanggal 12 Agustus, dan cewek ini meninggal keesokannya.”“Terus?”“Kamu kan seorang fotografer. Kamu tahu nggak sebab – sebab foto seseorang bisa buram?”“Ehm…biasanya pada saat memfoto kurang fokus, ketajaman lensanya kurang diatur.....”“Atau bisa juga ada hantu foto!?” Siska langsung memotong penjelasan Sandri. Bulu kuduk Siska langsung merinding, ia langsung menutup majalah yang ia tunjukkan kepada Sandri.“Dasar penakut!! Nggak mungkinlah ada hantu foto!!”“Eh, bi….bisa aja tahu!! Kasus ini sudah menimpa sekitar 5 orang dalam jangka waktu satu bulan.”“Ya…nantikamu yang keenam, nanti ia datang ke rumah kamu dan berkata Siska ikut dengan aku!!!Hi..hi..hi!!” kata James seraya menjulurkan tangannya ke arah Siska. Siska yang ketakutan langsung menutupi wajahnya.“James, sudahlah!!! Aku takut tahu!!”“Makanya jangan berpikir yang nggak – nggak!! Jadilah orang yang selalu berpikir positif dan jangan mudah percaya.” Jame skembail melanjutkan makannya setelah puas menakut – nakuti Siska.“Ya…deh. Aku nggak mudah percaya lagi.” Siska mengambil minuman yang sudah tersedia di depannya“Tapi bisa juga sih….” Ucap Sandri perlahan.“Nah, sekarang kamu yang berpikiran kayak begitu!”“A…aku…cuma… Sudahlah, aku mau balik dulu!!” Sandri langsung memanggil pelayan untuk membayar pesanan mereka, lalu bergegas pergi tanpa menghiraukan Siska.“Dasar egois, giliran dia yang takut, malah langsung kabur aja!!” gumam SiskaSelama perjalanan, Sandri terus memikirkan apa yang dikatakan Siska barusan. Ia terus berpikir apakah kasus yang menimpa cewek itu benar kecelakaan murni, atau memang ada campur tangan hantu foto. Sesekali ia berusaha melepaskan hal itu dalam benaknya, tapi hal itu terus menggantung dipikirannya.Keesokan harinya, Siska datang ke tempat kerja Sandri. Sandri pun kaget ketika mendapati Siska datang dengan raut wajah yang stress, dan kurang tidur juga. Seperti orang begadang, begitulah banyak orang menggambarkan raut wajah seperti itu.“San….” Panggil Siska dengan pelan.“Kenapa, Sis? Kok kayak orang stress begitu? Ada masalah ya?”“Ya….aku nggak bisa tidur. Di mimpiku ada seorang cewek yang datang ke kamarku . Cewek itu terlihat sangat pucat. Ia duduk disampingku. Semula aku heran kenapa ia bisa masuk ke kamarku, aku berusaha bertanya kepadanya, tapi ia tak merespon. Lalu, ia menjulurkan tangannya ke leherku, dan mencekiku sekeras mungkin. Aku berusaha melawan, tapi tak bisa. Aku yang serasa sudah mau mati, akhirnya terbangun dari mimpiku itu dan kulihat ke sekelilingku tidak ada sesuatu yang terjadi.” Siska lemas, sangat lemas sekali. Sandri mengambil kursi dan segelas air putih untuk Siska. “Kamu nggak coba untuk tidur lagi?” “Tidak bisa, San!!! Aku berusaha untuk tidur lagi. Memejamkan mataku, tapi wajah perempuan itu terus muncul dimimpiku.”Sandri bingung. ”Mengapa arwah perempuan itu mengganggu Siska? Apakah Siska ada masalah dengan wanita itu?” gumamnya“Aku sepertinya tak ada masalah dengan siapapun, termasuk orang yang meninggal dunia. Tapi, kenapa ???!!” “Mungkin kamu harus berkonsultasi dengan psikiater atau juga kepada ahli – ahli agama.”Siska hanya mengangguk kecil, seakan sudah mengiyakan saja apa yang dikatakan oleh Sandri. Pikirannya masih kosong, apa yang akan dilakukannya masih belum ia pikirkan.“Kamu nggak kerja hari ini ?”“Nggak, aku cuti. Mungkin aku juga ambil cuti selama seminggu. Untuk menenangkan pikiranku.”“Sudah, pulang sana. Tenangkan pikiranmu dulu. Atau kamu ingin di kantorku? Temani aku bekerja?“Nggak, aku mau pulang dulu, thanks ya.”“Sama – sama. Hati – hati di jalan!!”Teriak Sandri dari ruangannya kepada Siska, yang hanya terdengar sedikit oleh Siska.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar